padahal baru dua minggu lalu berdiri di pinggir kawah gunung gede. tapi pagi ini Rabu 26 Desember 2012 saya sudah berdiri lagi di mulut kawah gunung ciremai. terbayar sudah perjalanan 8 jam, mulai pukul 4 sore sampai jam 12 malam diterpa hujan yang gak ada hentinya.
dengan obsesi mengejar sunrise, kami gak peduli dingin dan basah pakaian kami. tapi obsesi membawa kami pada target besar itu, bola yang cahanya berpendar-pendar itu kini tengah menghangatkan kulit ariku. "subhanallah" maha besar Allah, maha agung Allah, Maha dahsyat Allah yang sudah menciptakan ini semua. bersama ini pun aku mengerti betapa manusia itu sangat kecil dan tidak sepatutnya sombong. perjalanan semalam yang aku lewati mengajari itu semua, barulah sebuah gunung yang kami daki. bagaimana dengan padang mahsyar nanti dengan matahari hanya satu jengkal di atas kepala. semalam saja aku nyaris menyerah karena begitu terjalnya jalan batu yang menanjak yang kami daki. rasanya sudah lelah betul kaki ini berjalan tapi puncak masih belum juga sampai.
bersama perjalanan ini pula, Allah menunjukkan bahwa dirinya maha indah. tak afdhol bagiku ketika mendengar ustad bercerita panjang lebar bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan tanpa melihat buktinya, dan hari ini aku melihat kebenaran itu. alam ini, andai terus dipelihara dengan baik oleh manusia. dipergunakan dengan arif, maka alam ini akan menjadi pelipulara ketika kita sedih dengan panorama alamnya, akan menetralisir sifat-sifat negatif negatif dengan kepolosan dan kejujurannya. tapi sayang, manusia lebih memikirkan perutnya dari pada kelestarian alamnya sendiri.
puas menikmati kawah gunung ciremai kami kembali ketenda untuk masak, makan, dan persiapan turun lagi.
setengah perjalanan turun masih lancar tak ada hambatan bahkan aku bisa turun sambil berlari. tapi mulai dari situ lutut kaki kananku mulai terasa ngilu, jalanku mulai melambat, kawan-kawanku yang lain karena tidak tahu aku cidera mereka jalan duluan. tinggal tersisa satu kawanku dibelakang, ia turun sambil membawa berpuluh-puluh botol minuman mineral yang dibuang begitu saja oleh para pendaki tak bertanggung jawab. sebut saja namanya Agis, ia menemaniku berjalan. semakin lama berjalan rasa ngilu itu semakin saja terasa, sampai-sampai kaki kananku tidak bisa diangkat, akhirnya aku tetap berjalan dengan menyeret kaki kananku. Agis ingin mencoba mengurangi bebanku dengan meminta tas caril dipunggunggu. tapi, aku tidak berkenan, aku ingin menyelesaikan ini sampai akhir sendiri layaknya aku tidak cidera sekecil apapun.
aku terus berjalan tertatih dengan lutut kaki kanan yang semakin ngilu hingga setelah 5 jam berjalan sampai juga di garis finis. Alhamdulillah...
dari kejadian ini banyak hal yang aku dapatkan, pertama : di saat kita sedang sendiri dan terpuruk maka kita butuh orang lain untuk menyemangati kita supaya bangkit. kedua, sejatinya kita hanya perlu melaukan apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah kita tanpa harus berkeluh kesah, teruslah berusaha sampai akhir. ketiga, kita lebih kuat dari apa yang kita ketahui terhadap diri kita sendiri, maka berusahalah untuk mengeluarkan seluruh kemampuan kita. ke empat, pikiran positif/negatif akan mempengaruhi kualitas usaha kita, maka jagalah pikiran kita agar senantiasa positif.
wallahu'alam...
semoga bermanfaat, illaliqo...wassalam