Rabu, 13 Februari 2013

Satu tahun setelah kami berpisah di bawah pohon mangga...



Aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah di STSN, Sekolah Tinggi Sandi Negara dengan sebelumnya menyingkarkan Dika sebagai calon mahasiswa. Haha...mungkin ini kesalahannya, mengapa mengajak aku untuk ikutan daftar. Dengan ini pula 1 target dari 100 target yang ku tulis di atas 2 lembar kertas ku coret dengan tinta merah. Ya... kuliah dengan schoolership full ditambah biaya hidup.
Dika sendiri diterima di STPI, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, dengan masa pendidikan 18 bulan tanpa alat komunikasi. Wew, 18 bulan tanpa pegang handphone...semoga kamu diberi kesabaran ya nak...amin...Mungkin lebih tepatnya kursus jadi teknisi. Namun sampai saat ini dia belum juga masuk kampus.
Asror dan Topan nasibnya berlabuh tak berbeda dengan kakak2 kelas kami sebelumnya. Ya, di UIN Syarif Hidayatullah. Asror di fakultas tarbiyah jurusan matematika dan Topan di fakultas yang sama di jurusan sejarah peradaban islam.
Marwan harus pergi meninggalkan keluarga, Noni dan Ghina ke Bandung, tepatnya di ST telkom. Targetnya masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pupus dan sekalipun ada kesempatan ke dua dia tidak lagi berminat karena status kedinasannya yang akan dicabut.
Rafi melanjutkan di perguruan tinggi swasta dengan spesialisasi komputer, lebih khusus lagi dibidang sistem informasi. Dan menjadi penggerak dakwah di sana, mantab deh buat rafi...lanjutkan.....!!
Toha adalah yang paling makmur, toha masih suplier kebutuhan logistik Al-Qodhut. Dia kuliah sekaligus magang di perusahaan asuransi yang namanya cukup familiar. Karena itu setiap bulan dapet gaji pula...asyik nian...
Dan the last Al-Qodhut adalah sobatku yang senantiasa santai dalam kondisi melarat sekalipun. Dan memang nasibnya tak sebaik kami semua. Hingga saat ini dia belum juga memulai kuliahnya. Dalam satu tahun ini ia sempat bekerja di beberapa tempat . dan sekarang dia gawe di perusahaan asuransi rival dari tempat Toha bekerja. Khususnya di bagian marketing.
Lalu bagaimana dengan para pujaan hati Al-Qodhut? Haha...
Ya...untuk pujaan hatiku yang pertama...tak usah di sebut namanya ya...nasibnya tak seindah yang dijalaninya dengan Hera. Sekarang dia harus bekerja sebagai waiters di pasar swalayan. Tapi, yang membuatku miris adalah dia harus melepas jilbabnya. Oh Tuhan...duhai Allah...begitu cepat manusia berubah. Dan statusnya dengan Hera, maaf saya tidak up date...
Begitu pula dengan pujaan hatiku yang kedua...cie...cie...tak usah juga disebut namanya. kabar bangau terakhir dia bekerja di swalayan juga...saya jadi merasa bersalah...huh...dua-duanya gak kuliah.
Dan pujaan hati Topan dan Asror merantau ke Solo, di UNS universitas negeri solo jurusan agronomi. Belajar tanah, cacing, tumbuhan, dan sayuran gak ketinggalan juga bumbu-bumbunya...buat masak...hehehe...terakhir aku bertemu dengan Lais, dia jadi aktifis dakwah dikampusnya. Penampilannya semakin muslimah dan nampak akhwat. Namun sayang, baik Asror maupun Topan tak ada yang beruntung, karena pilihannya jatuh pada orang lain meskipun masih tanpa status.
Hahay...dan dengan sang pemuja sang pemain drama, kini ia singgah di kampus muhammadiyah ahmad dahlan bidang minat akuntansi. Setelah sebelumnya melepas tawaran pekerjaan dengan gaji awal yang terbilang cukup besar, namun dengan syarat harus melepas jilbabnya. Subhanallah....salut deh sama Noni. Semoga tetap istiqomah ya...amiin...hmmm tapi apa gak mau berpaling ke Aa badi atau ke Aa Musa gitu...hehe...ngarep.
Sobat, menjalani hidup tanpa agama emang susah, tapi lebih susah lagi kalo ngejalanin agama tanpa hidup...hehe...
Janji Allah emang nyata. Setahun sudah berlalu dengan banyak yang tertulis sekaligus mengubah kondisi dan situasi hidup kita. Namun yang paling berkesan adalah kata-kata yang seperti ini, “siapa yang menanam maka dia yang akan menuai hasilnya” ini emang merupakan hukum rimba, maksud saya sunnatullah. Bukannya merasa paling hebat, tapi ya emang ketika kita banyak berkorban untuk orang lain, maka kita telah menjadi muslim yang baik jadi Allah gak segen mau nolong kita. Coba deh kita flasback setahun lalu. Meskipun waktu itu belum kelihatan hasil dari apa yang kita perjuangin demi lulus UAN  dan UAS dan demi target PTN, tapi sekarang temen-temen udah bisa liat hasilnya. Mungkin emang tidak sesai dengan yang kita inginkan, tapi coba kita pikirkan lagi. Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. So tetap lakukan yang terbaik.
Dan buat kita yang sewaktu orang lain begadang siang dan malam sedangkan kita malah santai, molor dan jalan-jalan gak karuan, ya silahkan nikmatin pula keadaan kita sekarang. Kembali lagi “apa yang kita tanam maka itulah yang kita tuai” kalo bahasa komputernya sampah masuk maka sampah pula keluarnya. Komputer emang gak pernah bohong...!! hehehe...
Sob, ane merasa bersyukur ketika Allah SWT menunjuk sekolah samrel ini menjadi sekolahku selanjutnya, karena begitu banyak kisah dan juga kasih...hehe yang ku alamai di sini. Tapi yang paling seru emang kisah cinta dan kasih sayang. Emang ya manusia itu makhluk sosial, tapi sosial ya hanya dalam hal-hal kayak gini. Coba kalo lagi banyak uang, sifat sosialnya hilang berubah menjadi so-sial deh...hahahaha

Rabu, 06 Februari 2013

Dear Muhammad yang tekun,

Di tahun 1900, Wright bersaudara
sudah mengajukan kemungkinan orang
dapat terbang. Tanggapan sinis dan
keraguan menyerang mereka bahwa
manusia tidak dapat terbang.

Banyak sekali percobaan mereka yang
gagal. Tapi Orville Wright dan Wilbur
Wright tidak menyerah pada visi
mereka. Mereka mempersiapkan segala
risikonya jika percobaan mereka
gagal, seperti mereka menyiapkan
landasan darurat di pantai berpasir
yang lebih aman.

Pada 17 Desember 1903, di pagi hari
yang cerah, mereka berhasil mengubah
kemungkinan menjadi kenyataan. Dari
percobaan yang berulang kali gagal,
Wright bersaudara akhirnya berhasil
menorehkan sejarah penerbangan dunia
untuk pertama kalinya. Meski hanya
bisa melayang setinggi 10 kaki selama
12 detik, tetapi percobaan mereka
merupakan fondasi penemuan pesawat
terbang.

Jika Anda dapat melihat
kemungkinan-kemungkinan, yakinilah
dan wujudkan kemungkinan tersebut!
Mungkin Anda juga akan melihat banyak
rintangan dan tantangan. Tetapi yang
membedakan Anda dengan orang lain
adalah mereka hanya bisa melihat
risikonya saja, sedangkan Anda bisa
melihat bagaimana mengatasi risiko
tersebut.

Ketika orang lain menyerah dan
menangisi kegagalan, kekuatan pikiran
Andalah yang dapat mengatasinya.
Katakan bahwa Anda dapat bangkit lagi
setiap kali gagal dan mencoba lagi.

Singkirkan segala keraguan dan
ketakutan. Jika Anda percaya Anda
dapat terbang, maka Anda pun terbang.

-=Annehira=-