Rabu, 18 April 2012

Antara keinginan dan kebutuhan...

Suatu ketika, di suatu daerah bermukimlah seorang ayah dan anaknya di sebuah rumah yang sangat sederhana bahkan busa dikatakan miskin. pekerjaan Si Ayah setiap harinya adalah bercocok tanam. lalu setelah panen ia membawanya ke pasar untuk dijual. ia juga memiliki seekor kuda yang setiap hari ia gunakan untuk membantu pekerjaannya. muali dari mengangkat air, menyiram tanamannya, membawa barang sampai membawa hasil panennya ke pasar. tanpa kuda tersebut si ayah akan sangat kesulitan mengurus pekerjaannya.

Suatu ketika, Si Anak ini membawa kuda tersebut bermain hingga kehutan. kemudian saat ia asik bermain dihutan kudanya melarikan diri. dan anak ini tidak bisa menemukan dan membawa kuda itu pulang kembali ke rumah. jadilah si anak kembali kerumah tanpa kuda milik ayahnya.

Sesampainya dirumah sudah barang tentu ia dimarahi habis-habisan oleh ayahnya. karena kuda itu sangat penting untuk membantunya bekerja. dengan tidak adanya kuda itu, maka pekerjaan si ayah jadi semakin lama dan terasa semakin berat saja. Ayahnya sangat marah kepadanya.

Beberapa hari kemudian, ketika Sang Ayah sedang dirumah tiba-tiba saja ada tiga ekor kuda yang entah dari mana datangnya mampir ke rumah tersebut. Sang Ayah agak terkejut karena satu diantara tiga kuda itu adalah kuda yang miliknya yang melarikan diri saat dibawa oleh anaknya. Nah, saat itu ia menyadari bahwa kuda itu sebenarnya tidak melarikan diri, tapi mencari kuda lain untuk membantunya bekerja.
betapa senangnya Sang Ayah karena kudanya bertambah. kemudian Sang Ayah meminta maaf kepada anaknya karena telah memarahinya tempo hari.

Dengan bertambahnya kuda tersebut, pekerjaan Sang Ayah jadi semakin cepat dan ringan. penghasilan setiap harinyapun bertambah. dengan bertambahnya penghasilan Sang Ayah keluarga ini dapat mencukupi segala kebutuhannya. Bahkan kini mereka bisa menabung.

Suatu hari, Sang Anak menunggangi salah satu dari kuda tersebut. entah apa yang terjadi antara kuda satu dengan kuda yang lainnya bertengkar. dan saat itu Sang Anak ada diatas kuda yang bertengkar itu, maka terjatuhlah Si Anak yang menyebabkan kakinya patah dan lumpuh. mengetahui hal itu Sang Ayah sangat sedih, ia menangis karena anaknya cacat. Ia mengumpat hal yang menimpa anak kesayangannya. maka, dirawatlah kaki anaknya yang patah.

Beberapa waktu kemudian, ada pengumuman bahwa semua anak laki-laki yang ada di desa tersebut harus mengikuti wajib militer kecuali yang sakit. Nah, karena kondisi anaknya sedang sakit maka Sang Anak tidak mengikuti wajib militer dan bisa tetap bersama dengan Ayahnya.

Kemudian Si Ayah berpikir, "kalau saja anak saya sehat. pasti ia harus ikut wajib militer. beruntung anak saya sedag sakit." ujaranya.

Itulah kawan, sepenggalan cerita dari kehidupan kita sehari-hari. pesannya adalah belum tentu apa yang menurut kita baik, menurut Allah itu baik. dan belum tentu apa yang menurut kita buruk. menurut Allah itu buruk. kisah diatas menunjukkan kepada kita bahwa kerugian, kesedihan, dan musibah memiliki ibrah atau pelajarannya masing-masing. tinggal kita saja yang mau bersabar dan menerima cobaan tersebut serta mempelajari ibrahnya.

Semoga bermanfaat, Wass

Tidak ada komentar:

Posting Komentar