Senin, 28 Mei 2012

Langkah pasti Mengubah Impian menjadi Kenyataan

langsung aja ya ke step-stepnya, rumus ini di ambil dari buku karya Napoleon Hill, "New Think and Grow Rich"

Setiap orang pasti punya tujuan hidup, apa anda punya tujuan hidup? kalo belum maka tentukan sekarang. misalnya anda ingin memeliki sejumlah uang suatu saat nanti sebagai parameter kesuksesan anda, maka untuk mengubah impian itu menjadi kenyataan ada enam langkah yang musti dilakukan.

1. tetapkan dalam pikiran anda jumlah persis uang ayang anda inginkan. jangan hanya berkata "saya ingin banyak uang." tapi tidak tahu pasti jumlahnya.

2. putuskan setepatnya apa yang akan anda berikan sebagai penukar uang yang ingin anda miliki. karena pada kenyataannya tak ada sesuatu yang gratis.

3. tentukan tanggal pasti kapan anda memiliki uang itu.

4. buat sebuah rencana yang konkrit untuk meraih keinginan anda dan segera laksanakanlah rencana yang sudah anda susun itu.

5. sekarang, tuliskan. tulis sebuah pernyataan yang jelas dan ringkas berisi jumlah uang yang ingin anda dapatkan, batas waktu untuk memperolehnya, apa yang akan anda korbankan untuk mendapatkannya, dan gambarkan dengan jelas rencana anda untyuk mendapatkannya.

6. bacakan pernyataan itu keras-kersa, dua kali sehari. dalam sub bab sekanjutnya dalam buku itu dikatakan bahwa pengucapan apa yang sudah ki6ta tuliskan itu harus dengan emosinal. karena sesuatu yang dibarengai dengan emodional akan di tangkap oleh alam bawah sadar kita sehingga kita akan termotivasi untuk terus menjalankan rencana kita. kekuatan inilah yang bisa menjaga kita terhadap keistiqomahan kita terhadap rencana yang sudah kita susun.

nah kalo masih bingung, ini saya kasih contohnya.

1. saya ingin menhapal Al-Qur'an.
2. saya akan mengorbankan waktu tidur malam saya dan waktu bermain saya.
3. saya akan menghapal seluruh isi Al-Qur'an tanggal 22 desember 2014
4. maka dari itu saya harus menghafai minimal 3/4 halaman setiap hari, menjaga kebersiahan hati, pikiran, dan istiqomah menjalankannya.
5. sudah dilaksanakan.
6. sedang saya ucapkan saat saya menuliskan ini sambil meresapinya supaya di dengar oleh alam bawah sadar saya.

mungkin teman-teman akan bingung kenapa pake alam bawah sadar segala, jadi kayak lagi hipnotis aja? tapi memang kenyataan begitu. kita memang sedang menghipnosis diri kita supaya terfokus pada tujuan kita.

semoga bermanfaat, kalo kurang jelas silahkan baca bukunya sendiri atau tanya aja ke saya.....
wassalam...

Jumat, 25 Mei 2012

Seorang Pemuda dan Bidadari bermata jeli

Seorang Pemuda dan Bidadari Bermata Jeli

 Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di majelis kami, aku pun sudah siap dengan pakaian perangku, karena ada komando untuk bersiap-siap sejak Senin pagi. Kemudian saja ada seorang laki-laki membaca ayat, (artinya) ‘Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberi Surga.’ (At-Taubah: 111). Aku menyambut, “Ya, kekasihku.”

Laki-laki itu berkata, “Aku bersaksi kepadamu wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwa dan hartaku dengan harapan aku memperoleh Surga.”

Aku menjawab, “Sesungguhnya ketajaman pedang itu melebihi segala-galanya. Dan engkau sajalah orang yang aku sukai, aku khawatir manakala engkau tidak mampu bersabar dan tidak mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.”

Laki-laki itu berkata, “Wahai Abdul Wahid, aku telah berjual beli kepada Allah dengan harapan mendapat Surga, mana mungkin jual beli yang aku persaksikan kepadamu itu akan melemah.” Dia berkata, “Nampaknya aku memprihatinkan kemampuan kami semua, …kalau orang kesayanganku saja mampu berbuat, apakah kami tidak?” Kemudian lelaki itu menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah kecuali seekor kuda, senjata dan sekedar bekal untuk perang. Ketika kami telah berada di medan perang dialah laki-laki pertama kali yang tiba di tempat tersebut. Dia berkata, “Assalamu ’alaika wahai Abdul Wahid,” Aku menjawab, “Wa’alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh, alangkah beruntungnya perniagaan ini.”

Kemudian kami berangkat menuju medan perang, lelaki tersebut senantiasa berpuasa di siang hari dan qiyamullail pada malam harinya melayani kami dan menggembalakan hewan ternak kami serta menjaga kami ketika kami tidur, sampai kami tiba di wilayah Romawi.

Ketika kami sedang duduk-duduk pada suatu hari, tiba-tiba dia datang sambil berkata, “Betapa rindunya aku kepada bidadari bermata jeli.” Kawan-kawanku berkata, “Sepertinya laki-laki itu sudah mulai linglung.” Dia mendekati kami lalu berkata, “Wahai Abdul Wahid, aku sudah tidak sabar lagi, aku sangat rindu pada bidadari bermata jeli.” Aku bertanya, “Wahai saudaraku, siapa yang kamu maksud dengan bidadari bermata jeli itu.” Laki-laki itu menjawab, “Ketika itu aku sedang tidur, tiba-tiba aku bermimpi ada seseorang datang menemuiku, dia berkata, ‘Pergilah kamu menemui bidadari bermata jeli.’ Seseorang dalam mimpiku itu mendorongku untuk menuju sebuah taman di pinggir sebuah sungai yang berair jernih. Di taman itu ada beberapa pelayan cantik memakai perhiasan sangat indah sampai-sampai aku tidak mampu mengungkapkan keindahannya.

Ketika para pelayan cantik itu melihatku, mereka memberi kabar gembira sambil berkata, ‘Demi Allah, suami bidadari ber-mata jeli itu telah tiba.’ Kemudian aku berkata, ‘Assalamu ‘alaikunna, apakah di antara kalian ada bidadari bermata jeli?’ Pelayan cantik itu menjawab, ‘Tidak, kami sekedar pelayan dan pembantu bidadari bermata jeli. Silahkan terus!’

Aku pun meneruskan maju mengikuti perintahnya, aku tiba di sebuah sungai yang mengalir air susu, tidak berubah warna dan rasanya, berada di sebuah taman dengan berbagai perhiasan. Di dalamnya juga terdapat pelayan bidadari cantik dengan mengenakan berbagai perhiasan. Begitu aku melihat mereka aku terpesona. Ketika mereka melihatku mereka memberi kabar gembira dan berkata kepadaku, ‘Demi Allah telah datang suami bidadari bermata jeli.’ Aku bertanya, ‘Assalamualaikunna, apakah di antara kalian ada bidadari bermata jeli?’ Mereka menjawab, Waalaikassalam wahai waliyullah, kami ini sekedar budak dan pelayan bidadari bermata jeli, silahkan terus.’

Aku pun meneruskan maju, ternyata aku berada di sebuah sungai khamr berada di pinggir lembah, di sana terdapat bidadari-bidadari sangat cantik yang membuat aku lupa dengan kecantikan bidadari-bidadari yang telah aku lewati sebelumnya. Aku berkata, ‘Assalamu alaikunna, apakah di antara kalian ada bidadari bermata jeli?’ Mereka menjawab, ‘Tidak, kami sekedar pembantu dan pelayan bidadari bermata jeli, silahkan maju ke depan.’

Aku berjalan maju, aku tiba di sebuah sungai yang mengalirkan madu asli di sebuah taman dengan bidadari-bidadari sangat cantik berkilauan wajahnya dan sangat jelita, membuat aku lupa dengan kecantikan para bidadari sebelumnya. Aku bertanya, ‘Assalamu alaikunna, apakah di antara kalian ada bidadari bermata jeli?’ Mereka menjawab, ‘Wahai waliyurrahman, kami ini pembantu dan pelayan bidadari jelita, silahkan maju lagi.’

Aku berjalan maju mengikuti perintahnya, aku tiba di se-buah tenda terbuat dari mutiara yang dilubangi, di depan tenda terdapat seorang bidadari cantik dengan memakai pakaian dan perhiasan yang aku sendiri tidak mampu mengungkapka keindahannya. Begitu bidadari itu melihatku dia memberi kabar gembira kepadaku dan memanggil dari arah tenda, ‘Wahai bidadari bermata jeli, suamimu datang!’

Kemudian aku mendekati kemah tersebut lalu masuk. Aku mendapati bidadari itu duduk di atas ranjang yang terbuat dari emas, bertahta intan dan berlian. Begitu aku melihatnya aku terpesona sementara itu dia menyambutku dengan berkata, ‘Selamat datang waliyurrahman, telah hampir tiba waktu kita bertemu.’ Aku pun maju untuk memeluknya, tiba-tiba ia berkata, ‘Sebentar, belum saatnya engkau memelukku karena dalam tubuhmu masih ada ruh kehidupan. Tenanglah, engkau akan berbuka puasa bersamaku di kediamanku, insya Allah. ‘

Seketika itu aku bangun dari tidurku wahai Abdul Wahid. Kini aku sudah tidak bersabar lagi, ingin bertemu dengan bida-dari bermata jeli itu.”

Abdul Wahid menuturkan, “Belum lagi pembicaraan kami (cerita tentang mimpi) selesai, kami mendengar pasukan musuh telah mulai menyerang kami, maka kami pun bergegas meng-angkat senjata begitu juga lelaki itu.

Setelah peperangan berakhir, kami menghitung jumlah para korban, kami menemukan 9 orang musuh tewas dibunuh oleh lelaki itu, dan ia adalah orang ke sepuluh yang terbunuh. Ketika aku melintas di dekat jenazahnya aku lihat, tubuhnya berlu-muran darah sementara bibirnya tersenyum yang mengantarkan pada akhir hidupnya.”

(Tanbihul Ghafilin, 395)
Sumber: 99 Kisah Orang Shalih, Penerbit Darul Haq

from : http://kisahmuslim.com/seorang-pemuda-dan-bidadari-bermata-jeli/

Senin, 07 Mei 2012

TeMpaT MengadU

Assalamu'alaikum, wr.wr...
 yang jawab lengkap dapet pahala sempurna dari Allah SWT.

Sobat, baru aktif lagi nih,

Saya terusik dengan banyaknya komen-komen remaja saat ini yang nyetatus di facebook. kebanyakan pade update seputar curahan hatinya mulai masalah kerjaan, pribadi, teman, orang tua, dan kekasih. yang terakhir inilah yang paling banyak isi statusnya pun bermacam-macam, mulai dari sekedar mengucapkan "i miss u", saling sayang menyyangi, sampe ngambek gara-gara patah hati.

Kawan, alangkah indahnya kita menuturkan curahan hati kita itu pada tempatnya. dimana tempatnya? ya pada dia yang bisa dengan mudah membulak-balikkan hati, yaitu Allah SWT. kenapa kok harus sama Allah curhatnya? kawan, saya pernah mendengar kata-kata begini, ketika kita menceritakan masalah kita pada orang lain, maka 99% dari mereka akan menertawai kita, yang 1 persennya hanya mendengarkan tanpa memberikan solusi (kalo salah tolong dikoreksi ya).

Tapi Allah, Tuhan yang maha pemberi rahmat pada ciptannya mengatakan, jika kau mendekat kepadaku selangkah, aku akan mendekat kepadamu sehasta, jika kau mendekat kepadaku sehasta aku akan mendekat kepadamu sedepa, dan jika kau mendekatiku dengan berjalan maka aku akan mendekatimu dengan berlari. Tuh kurang apa coba kawan?

Manusia memang tempatnya salah dan berkeluh kesah, tapi sampaikan keluh kesah kita itu kepada Allah, tempat yang akan memberikan kita solusi dari masalah kita. memang tak ada larangan untuk menceritakan keluh hati kepada orang lain. tapi Alangkah senangnya Allah SWT ketika kita menjadikannya tempat mengadu.

semoga bermanfat.
Wassalam...

Selasa, 01 Mei 2012

OBSESI!!

Kawan "obsesi" identik dengan keinginan, kemauan, target, tujuan, pencapaian yang amat sangat kuat. konotasi obsesi ada negatif dan ada positif. namun kebanyakan media memberikan pemahaman kepada kita bahwa obsesi itu meruapakan hal yang positif. Pun saya yang sedang berusaha menjadikan obsesi sebagai cara untuk mencapai target yang sudah saya tuliskan di atas kertas, di ms.word, di mind map, dan di dalam hati.

Kawan, menjadikan mimpi kita sebuah obsesi rasanya baik. Karena obsesi akan selalu mensugesti diri kita untuk terus dan terus berusaha mencapai apa yang kita ingin raih. Sebuah obsesi cenderung menguasai pikiran seseorang ke arah mana atau apa obsesi. ini akan membuat pikiran orang yang terobsesi diisi dengan obsesinya. sehingga membuat si obsesier (hehe, maksa) tak bisa berhenti memikirkannya. dan dampaknya ia akan melakukan apapun hal yang bisa mewujudkan obsesinya. di sinilah letak mengapa obsesi bisa berkonotasi negatif. Jika tidak dengan cara yang salah, maka obsesi menjadi sumber malapetaka.

Kawan, obsesi yang baik adalah obsesi kepada hal yang positif. Karena sebenarnya seperti yang sudah saya katakan sebelumnya. Obsesi ini bersifat general, bisa negatif dan positif. Karena itu setiap target yang positif selayaknya dijadikan obsesi karena obsesi memberikan semangat yang kuat bagi kita untuk mewujudkan mimpi kita.

selamat berjuang!!!!