Kamu memang
cantik, kamu memang menawan, kamu memang indah tuk dipandang, dan kamu berhasil
membuat hatiku sempat tunduk kepadamu. Tapi ketika hati bertanya kepada hati,
wanita seperti apa yang sebenarnya aku inginkan, maka bukan namamu yang
disebut, bukan wajahmu yang terbayang, bukan suaramu yang ku dengar, bukan
senyumanmu yang kulihat, dan bukan pula perangai indahmu yang menyapaku. Tapi
dia, pribadi wanita yang aku rindukan. Di mana tiada pernah dia menatap mataku,
tiada pernah ku dengar suaranya, dan tiada pernah dia berada dekat denganku.
Itulah pribadi wanita yang ku damba untuk mendidik anak-anakku kelak. Mencetak
mujahid dan mujahidah di masa depan. Menjadi bidadarinya bidadari kelak
disurga, seperti yang dijanjikan baginda nabi dalam sabdanya.
Hai wanita
berperangai cantik, yang ketika ku pandang wajahmu maka bergetarlah hatiku. Ku
sampaikan bahwa aku memang menyukaimu, tapi cukuplah sampai di sini rasa sayang
itu aku curahkan untukmu. Karena aku ingin serahkan segenap rasa sayang ini
pada tuhanku, biarlah dia yang memilihkan wanita yang akan beribadah besamaku.
Dia yang akan menemaniku menapaki jalan suci menemui Allah SWT di
singgasananya. Dan untukmu, aku doakan semoga pribadimu kan menjadi cantik
seperti perangaimu. Dan semoga hatimu kan menjadi putih, seputih wajahmu.
Memang tak
mudah untukku melupakan begitu saja perasaan yang telah merekah dalam hati ini.
Tapi, biarlah sisa-sisa rasa itu menjadi harapan untukku. Semoga kelak, kau
bisa berubah menjadi wanita berperangai cantik dengan pribadi yang sholehah.
Bukan maksudku mangatakanmu wanita yang tidak baik. Siapun orang yang ditanya
tentang dirimu, setiap dari mereka akan berkata kau wanita baik-baik. Pun
padaku, ku katakan kau wanita yang baik bahkan dibandingkan dengan sebagain
besar wanita yang lain yang ku kenal.
Dan bukan pula berarti aku lebih baik darimu. Tapi mungkin, kau yang saat ini
belum sepaham dan sejalan dengan orientasi hidupku. Dan aku, belum bisa
menerima itu ada pada dirimu.
Hai wanita
yang aku rindukan menjadi penegak syariat dalam bahtera rumah tangga yang kelak
akan kita bangun, aku tak pernah tau siapa dirimu dan kamu tak pernah tau siapa
aku. Tapi aku selalu yakin bahwa cinta kita kepada Allahlah yang akan
mempertemukan kita. Majlis-majlis Allahlah tempat kita bertemu, dan atas dasar
mengabdi kepada Allah SWT, kita mengikat janji suci menyempurnakan separuh
agama. Saat ini, aku tengah berusaha memantaskan diri untuk bersanding
denganmu, untuk menjadi imam yang baik bagi keluarga kita. Dan aku yakin kau
pun terus belajar tuk menjadi wanita sholehah demi generasi mujahid dan
mujahidah kita.
Hai wanita
yang berkalung kehormatan dari rasulnya, aku tahu cita-cita kita bukanlah hal
yang mudah untuk digapai. Tapi aku selalu yakin bahwa Allah SWT akan menolong
setiap hambanya yang berjuang demi agamanya. Dan ku berharap kau pun siap dan
mau meyakinkan hati bahwa kita mampu mencapainya.
Akhirnya ku
katakan kepadamu hai wanita berparas cantik, masih tersisa rasa sayang untukmu
dalam hati ini yang terus berdoa agar kau menjadi wanita yang ku rindukan untuk
menjadi teman sehidup dan sematiku dan ku bulatkan sayang itu menjadi cinta
yang utuh tanpa kurang sedikitpun atas dasar beribadah kepada Allah SWT. [M. Sandi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar