Bismillahirrahmaanirrahiim..
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Doa adalah permohonan
seorang hamba kepada Tuhannya. Doa merupakan aktivitas ibadah yang paling
agung. Setiap ibadah pasti mengandung doa kepada Allah SWT, dan doa tanpa
ibadah belumlah sempurna.
Doa adalah senjata orang
mukmin, ia penghilang kegundahan, pelenyap kesusahan dan solusi jitu untuk menyelesaikan
berbagai problematika hidup. Pada saat berdoa, kita sedang memohon kepada Zat
yang Maha Menguasai dan Maha Memiliki seluruh jagad raya ini, di tangan-Nya lah
segala perbendaharaan langit dan bumi.
Kedahsyatan doa bagi kaum
muslimin tidak dapat terbantahkan lagi. Kekuatannya hanya dimiliki oleh
orang-orang beriman. Hal ini dikarenakan orang-orang beriman, selain berusaha
maksimal dalam setiap amal yang dilakukannya, dia juga tidak pernah lupa
menggantungkan seluruh usahanya melalui doa kepada Allah SWT.
Dalam Al
Qur’an, Allah SWT menjamin bahwa seluruh doa hamba-Nya pasti dikabulkan.
Sebagaimana Allah SWT berfirman : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu” (Q.S. Al Mu’min: 60). Allah menjamin pengabulan setiap doa kita
melalui janji-Nya dalam ayat tersebut. Janji itu jelas bersifat mutlak. Hanya saja
dalam ayat tersebut Allah SWT tidak menjelaskan dengan kata-kata, “menurut permintaanmu,
atau menurut waktu yang engkau kehendaki, atau menurut kehendakmu itu sendiri.
Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Tidak seorangpun yang berdoa,
melainkan ia berada di antara salah satu dari 3 (tiga) kelompok ini: Kadang ia dipercepat
sesuai dengan permintaannya, atau ditunda (diijabahnya) demi pahalanya, atau ia
dihindarkan dari keburukan yang menimpanya.” (HR. Imam Ahmad dan AI-Hakim). Namun, disamping itu yang
menjadi pertanyaan adalah kapan kah waktu-waktu ketika doa dijamin akan dikabulkan?
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim bahwa pengabulan doa
terdapat di hari Jumat.
Sebaik-baik hari bagi umat
Islam dalam sepekan adalah hari Jum’at. Ia-lah sayyidul ayyaam (pemimpin hari)
yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Ta’ala. Banyak ibadah yang
dikhususkan pada hari itu, misalnya membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan pada shalat
Subuh, membaca surat Al-Kahfi, shalat Jum’at berikut amalan-amalan yang
menyertainya, dan amal ibadah lain yang sangat dianjurkan sekali pada hari Jum’at.
Di dalamnya juga terdapat satu waktu di mana doa begitu mustajab; dijanjikan akan
dikabulkan. Tidaklah seorang hamba yang beriman memanjatkan do’a kepada Rabb nya
pada waktu itu kecuali Allah akan mengabulkannya selama tidak berisi pemutusan silaturahmi
dan tidak meminta yang haram. Karena nya seorang muslim selayaknya memperhatikan
dan memanfaatkan waktu yang berkah ini.
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah membicarakan
tentang hari Jum’at lalu beliau bersabda, “Pada hari itu terdapat satu waktu
yang tidaklah seorang hamba muslim shalat berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan
pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.”
Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, -yang kami pahami- untuk menunjukkan
masanya yang tidak lama (sangat singkat).”(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini berkaitan dengan salah
satu keutamaan hari Jum’at dimana pada hari tersebut Allah akan mengabulkan doa
orang yang meminta kepada-Nya. Doa yang dipanjatkan pada saat itu mustajab (mudah
dikabulkan) karena bertepatan dengan waktu pengabulan doa.
Tetapi para ulama berbeda pendapat
tentang waktu dikabulkannya doa pada hari Jum’at ini. Sampai-sampai Ibnu Hajar dan
Asy-Syaukani menyebutkan empat puluh tiga pendapat beserta argument
masing-masingnya. Dari kesemuanya, pendapat yang paling kuat tentang waktu mustajab
pada hari Jum’at ini ada dua;
a. Waktu itu dimulai dari duduknya
imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu Burdah bin Abi Musa
Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu
berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari
Rasulullah sehubungan dengan waktu ijabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan,
“Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu
waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menguatkan
pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang
dimaksud adalah ketika shalat didirikan.
b. Batas akhir dari waktu tersebut
hingga setelah ‘ashar
Dari Jabir bin ‘Abdillah
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda,“Hari jum’at
itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada
Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah
erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.”(HR.
Abu Dawud) Dan yang menguatkan pendapat kedua
ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakan bahwa, “Ini adalah pendapat yang
dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak
sekali hadits-hadits mengenainya.”
Disamping itu, beberapa waktu yang mustajab
untuk berdoa ialah saat sepertiga malam dan ketika sahur di bulan Ramadhan.
Waktu sahur adalah waktu yang sangat mustajab. Allah SWT meletakkan kemuliaan
yang sangat besar pada waktu tersebut.
Sesungguhnya, kita sangat membutuhkan
waktu-waktu tersebut, waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa, untuk memohon
keselamatan hati kita, dan memohon supaya hidup kita selalu bermakna.
Akan tetapi, terlepas dari kapan waktu
pengabulan doa oleh Allah SWT, sebagai hamba-Nya yang beriman kita wajib
memohon dan berdoa hanya kepada-Nya. Dia yang mampu mewujudkan segala keinginan
maupun harapan kita. Untuk itu, mari berdoa kepada Allah SWT. Janganlah kita
berdoa di kala sedih dan susah saja. Namun, saat kita merasa bahagia pun kita
tetap harus berdoa kepada Allah. InsyaAllah apabila kita istiqomah dalam
berdoa, maka Dia akan mengabulkan doa kita.
Sumber :
Tim
Redaksi Tawazun