Kita gak pacaran
kok, kita cuma jalan-jalan doang.
Begitulah kira-kira
pembelaan diri remaja saat ini. Tapi kawan, apakah kita sadar bahwa apapun
status kia dengan lawan jenis kita. Entah itu teman, kawan, sahabat, apalagi pacar
kalau berkhalwat alias berdua-duan tetap akan menyisakan kesan tersendiri di
hati. Percaya atau gak saya udah survei langsung ke pelakunya. Dan pelakunya
mengakui hal itu.
- Kalo rame-rame
gimana?
Memang kalo
rame-rame semua intensitas bentuk komunikasi kita dengan lawan jenis akan
berbeda dengan hanya berduaan. Namun ada yang perlu diingat kawan. Hati manusia
itu sensitif, maksudnya apa yang tidak dilihat oleh mata, apa yang tidak
didengar oleh telinga, apa yang tidak tercium oleh hidung, apa yang tidak
terasa oleh kulit, bisa dirasakan oleh hati. Mau lihat contohnya?
Begini, anda jalan
bersama-sama dengan teman anda 4,5,6 orang atau lebih. Nah tentunya ada
saat-saat tertentu yang berlawanan jenis di antara kalian saling berpandangan,
saat itulah hati anda akan bermain. Tatapan yang biasa-biasa saja mungkin akan
diterjemahkan menjadi pandangan khusus yang akan memberikan bekas di hati.
Masih kurang? Pendapat saya ini diperkuat dengan firman Allah SWT dalam
QS.Ali-Imran ayat 14. Coba buka Qur’annya, baca dan pikirkan apakah pernah anda
alami apa yang disebutkan dalam ayat tersebut.
Sobat, hati
merupakan indra yang tidak terlihat tapia hati bisa melihat apa yang tidak bisa
dilihat oleh mata, begitupun dengan telinga, hidung, dan indra sentuh seperti
kulit. Bahayanya lagi, hati akan sangat menguasai emosional kita dikala kita tengah
lengah.
Kawan, hati kita
itu seperti anak kecil yang polos. Ketika kita berikan nasihat yang baik kepada
anak itu maka anak itu akan menjadi anak yang baik. Ketika kita racun dengan
hal-hal yang buruk maka anak itu bisa lebih jahat dan merugikan orang tua serta
lingkungannya. Karena itu sobat jagalah hati kita dari hal-hal yang meskipun
kelihatannya tidak masalah ternyata bisa menjadi masalah.
Dua pembelaan kita
diatas tentunya sering kita alami. Misalnya sekedar jalan-jalan ke mall, makan
bareng, atau mungkin belajar kelompok dan mengerjakan tugas.
- Memang apa sih
bahayanya bagi hati? Toh gak ada perasaan suka atau cinta setelah itu.
Lagi-lagi pendapat
diatas benar, tapi lihatlah sobat apa yang terjadi pada hati kita. Seperti baju
putih tadi. Sekalipun kelihatannya masih putih namun tidak sesempurna saat
baru.
Eits nanti dulu.
Kalau hanya sekali dua kali memang tidak memeberikan efek yang nampak jelas.
Namun pertemuan pertama sudah menjadi bibit dari lahirnya pertemuan-pertemuan
selanjutnya. Saat kita merasa asyik berkumpul dengan seseorang maka secara
alamiah akan ada dorongan untuk berusaha mengulangi moment yang sama. Artinya
suatu saat pasti akan ada kemungkinan jalan-jalan bareng lagi, lagi , dan lagi.
Nah kalau udah sesering itu, apa masih tidak memberikan effek?
- Kan kita gak
pacaran? Jadi kita gak bakal berbuat yang aneh-ane dong!
Kawan, apa bedanya
orang pacaran diiringi dengan perbuatan yang amoral dengan berteman disertai
perbuatan yang amoral pula? Jelas tidak ada bedanya. Jadi sobat jangan tertipu
oleh status belaka. Memang bisa terjadi kalua hanya teman. Jelas bisa.
Disinilah letak penyakit yang menyerang hati. Hati tak bisa lagi merasakan
gelisah akibat dosa sehingga kita akan nyaman-nyaman saja berbuat nista.
Kawan, pada intinya
berkhalwat atau tidak, apapun bentuk komunikasinya selama itu dilakukan bersama
lawan jenis akan membawa effek tersendiri bagi hati kita dimana effek itu
tentunya bukan efek yang positif.
Sekedar tambahan
supaya kita paham dengan sifat hati kita, begini ada satu cewek dan cowok.
Dahulu mereka pernah pacaran lalu karena suatu sebab mereka buerdua putus. Nah
pertanyaan saya adalah “Apakah rasa dihati mereka akan hilang begitu saja
setelah mereka putus?” tentu tidak kecuali untuk orang-orang yang hanya mencari
kepuasan syahwat belaka. Begitulah sobat bagaimana hati kita menerima dan
menyikapi tingkah kita.
Wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar