Senin, 27 Februari 2012

Untuk-Mu Para GURU


Semua dari kita tahu dan sadar betul guru adalah komponen terpenting dari perjalnan hidup seseorang. Mengapa? Karena lewat tangan seorang guru seorang anak manusia bisa menembus langit mencapai bulan. Karena hasil tangan-tangan guru lahirlah Bung Karno dan tokoh lainnya. Dan setiap manusia sepanjang hidupnya tidak ada yang tidak pernah mengenal guru.
Namun, bagaimana jika guru yang memeliki peran super penting tadi tidak menjadi seorang guru? Akankah lahir Habibie, Bung Karno, Imam Syafie, dan para ulama? Tentu jawabannya tidak. Lalu bagaimana tugas seorang guru?

Guru is teacher.
Pernyataan ini sudah barang tentu benar karena guru adalah orang yang mengajar. Namun apa cukup mengajar. Apakah dengan mentransfer ilmu ke murid-muridnya tugas seorang guru sudah selesai? Jawabnnya belum.
Guru is Parents.
Ya! Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua kandung kita. Sentuhan, ucapan, dan nasihat seorang guru akan ikut berperan saat seseorang berpikir dan mengambil keputusan. Kenapa guru dikatakan sebagai orang tua. Karena guru punya kewajiban untuk mendidik murid-muridnya sebagaimana orang tua mendidik anaknya. Jadi seorang guru tidak hanya selesai dikelas saja, melainkan menuntun anak-anak muridnya supaya menjadi manusia yang sebaik-baiknya.

Guru adalah uswah.
Pernah dengar pepetah yang seperti ini, “guru kencing berdiri murid kencing berlari.” Artinya murid akan mencontoh bahkan memodifikasi perilaku dari gurunya. Karena itu untuk para Guru berikanlah contoh yang terbaik. Jaim di depan murid tidak masalah selama muridnya bisa menjadi lebih baik. Jika guru memberikan hal negatif satu, maka murid akan melakukan hal negatif dua. Jika murid memberikan teladan positif dua, maka murid akan malakukan kebajikan itu dua kalinya.

Guru adalah sahabat.
Semasa sekolah pasti kita menemui banyak tipical guru. Ada yang cuek, care, kocak, dan ada juga guru yang setiap hari bawaanya marah-marah aja. Tapi sobat bagaimanakah seharusnya seorang guru itu? Guru yang paripurna adalah guru yang pada saat tertentu mampu bisa menjadi sahabat muridnya. Kenapa? Untuk mencapai tujuan akademik seorang murid harus melewati segala macam masalah terutama tentang sosilisasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Lagi-lagi lingkungan merupakan faktor terpenting dalan perjalanan hidup seseorang untuk memebentuk karakternya.

Ketika seoarg murid memeiliki masalah dengan kedua orang tuanya misalnya broken home salah satu kasus yang paling sering terjadi dan paling mengganggu anak-anaknya. Di saat seperti ini seorang anak butuh tempat untuk mencurahkan isi hatinya disinilah peran guru. Kala seorang guru berhasil menjadi sahabat bagi muridnya maka dengan serta merta si murid akan berbagi semua pangalaman hidupnya kepada guru tersebut sebagaimana ia dengan sahabat kita dengan sahabt karib kita.

Guru adalah psikolog.
Kenapa psikolog? Ketika seorang guru menemui kondisi seperti diatas maka tuntutan bagi seorang guru adalah ia mampu membantu murid menyelesaikan masalahnya. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan memahami watak, karakter, sifat, tingkahlaku, dan pola pikir muridnya. Karena itu tidak berlebihan jika saya katakan guru adalah sekolah psikolog. Dengan begitu sang guru bisa mengambil langkah tepat untuk si Anak. Dan pengetahuan tentang kepribadian seorang murid tidak akan diperolah oleh gurunya jika intensitas komunikasi mereka sangat minim karena itulah seorang guru seharusnya bisa menjadi sahabat.

Guru adalah kakak.
Kenapa kakak? Karena kakak adalah tempat kedua setelah orang tua bagi seseoarng untuk bertanya. Kenapa kakak? Karena biasanya seoarng kakak ketka menasihati adiknya tidak bergaya seperti menggurui apalagi menuntut, Seperti kebanyakan orang tua yang cenderung menuntut anak-anaknya untuk menjadi ini dan itu.

Akhirnya itulah tugas seorang guru. Pada intinya, guru bukanlah orang yang mentransfer ilmu dikelas lau selesai begitu saja. Dan perlu di inget bahwa parameter keberhasilan seorang guru tidak hanya dilihat dari bagus atai jeleknya nilai seoarng murid yang tertera pada buku rapornya tapi lebih kepada akhlaq dan kepribadiannya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar