Senin, 26 November 2012

BULETIN Idul Adha, Menjadi Muslim “Kaya” dalam Sehari


Bismillahirrahmaanirrahiim

Umur yang kita miliki adalah amanah dari Allah SWT. Inilah amanah dan sekaligus modal utama untuk beramal shalih. Pernahkah Anda menghitung umur dan mengetahui dimanakah kita paling banyak menghabiskan umur? Sadarkah kita, bahwa umur yang telah diamanahkan ini kita habiskan di tiga tempat, yaitu masa kecil, tempat tidur dan tempat kerja.
Mari kitu menghitung umur yang dihabiskan di tiga tempat ini. Jika Allah memberikan kita umur 63 tahun sesuai umur Nabi Muhammad SAW, dengan asumsi tidur 8 jam sehari, kerja 8 jam sehari, serta usia yang dihabiskan di masa kecil :
Masa kecil 0-20 tahun
20 tahun dihabiskan masa kecil
Tidur 8 jam sehari
20 tahun di tempat tidur
Kerja 8 jam per hari
20 tahun dihabiskan masa kerja
Berarti 60 tahun kita akan habis di tiga tempat itu. Sekarang umur yang tersisa hanya tiga tahun. Pertanyaannya apakah semua umur kita ini digunakan untuk ibadah?
Marilah kita menghitung waktu yang kita habiskan untuk ibadah terutama shalat. Rata-rata kaum muslimin shalat dengan satu waktu shalat hanya berkisar lima sampai sepuluh menit saja. Kita ambil asumsi, bahwa kita wajib shalat lima waktu, satu waktu shalat 10 menit, berarti 10 x 5 kali = 50 menit, serta ditambah persiapannya 10 menit. Maka dalam sehari waktu yang kita gunakan untuk shalat adalah satu jam. Allah memberikan manusia waktu 24 jam sehari, lalu kemanakah yang 23 jam lagi?
Tanyakan pada diri kita sendiri, manakah yang lebih lama makan atau shalat ? ngerumpi, main game, atau nonton televisi? ternyata banyak umur yang kita sia-siakan tanpa menghasilkan nilai pahala di sisi Allah SWT. Ingatlah, bahwa kalimat apa yang akan kita ucapkan saat detik-detik sakaratul maut sangat tergantung dari perbuatan dan ucapan yang paling sering kita lakukan seumur hidup. Jadi, berhati-hatilah memilih kebiasaan dan ucapan sehari-hari!

Tiga Langkah Meraih Umur Berkah, Pahala Berlimpah dan Wafat Husnul Khatimah

Langkah 1 : Mengubah rutinitas harian menjadi ibadah
Aktivitas kita sehari-hari pada dasarnya adalah kegiatan yang mubah alias boleh. Namun, akan bernilai ibadah jikalau semua aktivitas tersebut kita lakukan dengan niat karena Allah dan melakukannya sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Seperti,
- Tidur dalam keadaan suci (sudah berwudhu)
- Berniat bangun malam
- Berdoa sebelum tidur, dll

Langkah 2 : Memilih amalan ringan berpahala besar
Nabi tidak menyuruh kita untuk melakukan ibadah sebagaimana yang ia lakukan. Namun, bukan berarti kita bisa melegalkan untuk beramal sekedarnya saja, sungguh tidak demikian. Cara yang paling
mungkin kita lakukan adalah melakukan ibadah yang ringan namun dijanjikan balasan yang besar oleh Allah SWT. Amalan-amalan ini memang terlihat kecil, namun apabila dilakukan berkesinambungan dan konsekuen, maka akan bernilai besar di sisi Allah. Nabi mengatakan bahwa, Allah menyukai amalan yang ringan namun dilakukan terus menerus (istiqomah) dari pada amalan yang secara kuantitas banyak tapi sifatnya sementara alias angot-angotan. Berikut beberapa amalan ringan yang bisa kita dawamkan sehari-hari:
-  Menjaga shalat berjamaah lima waktu di masjid
*Shalat sendirian = 1 derajat x 5 waktu x 365 hari = 1.825 pahala
*Shalat berjamaah = 27 derajat x 5 waktu x 365 hari = 49.275 pahala.
Jika kita bagi 49.275 : 1.825 = 27. Apa makananya ? Ketahuilah bahwa orang yang shalat berjamaah selama satu tahun, sama artinya melipatkgandakan nilai kebaikannya seperti orang yang beribadah selama 27 tahun. Dan orang yang shalat sendirian, butuh waktu 27 tahun untuk menyamai pahala orang yang shalat berjamaah selama satu tahun!
- Berdoa agar didoakan oleh para malaikat sekaligus berteman dengan mereka
- Meraih jaminan husnul khatimah dengan menjaga shalat berjamaah
-  Meraih umur berkah dengan shalat berjamaah
- Meraih jaminan diharamkan masuk neraka
- Membasahi lidah dengan zikir terbaik setelah Alquran
- Meraih pahala puasa dan shalat malam selama 100 tahun setiap jumat

Langkah 3 : Memperbanyak amal shalih yang pahalnya terus mengalir setelah mati
Para pembaca yang budiman, layaknya seorang investor, hal ini juga yang bisa lakukan. Melakukan satu amalan satu waktu namun pahalanya terus-menerus masuk ketabungan kita. Bukankah itu yang kita inginkan. Maka mulailah melakukan amalan-amalan berikut:
- Amal shalih yang bermanfaat bagi mayyit yang diusahakan sendiri
- Shadaqah jariyah
- Ilmu yang bermanfaat
- Anak shalih yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
Itulah beberapa amalan yang bisa membuat kita kaya di mata Allah SWT. Mungkin sangat terlihat matematis atau terkesan hitung-hitungan, bukan laksud kami mengajarkan yang demikian kepada para jama’ah karena pada dasarnya semua ibadah dinilai tergantung pada keikhlasan kita yang melaksanakannya, urusan seberapa besar pahala yang diberikan oleh Allah SWT itu terserah padanya. Namun, hal ini diharapkan bisa menjadi pemicu untuk memotivasi kita dalam melaksanakan ibadah. Karena sesungguhnya manusia lebih mudah meyakinisuatu hal apabila hal itu dapat dirasakan oleh panca indra.
Sekali lagi, kami berharap bacaan yang sedikit ini dapat membantu para jama’ah sekalian untuk senantiasa meningkatkan kulitas dan kuantitas ibadah dan dapat istiqomah dalam menjalankannya. Wallahhu’alam…

Sumber :Kajian ustadz Fatahullah Abu Nida yang dipublikasikan melalui majalah “Aulia” dengan penambahan dan pengurangn oleh redaktur.
dimuat dalam buletin sekolah tinggi sandi negara, edisi 6: 24 Dzulhijjah 1433 H  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar