Senin, 26 November 2012

Cahaya paling terang yang pernah dilihat manusia adalah cahaya yang dimiliki matahari. Namun, ketika jiwa dan hati ini tengah gelap gulita, cahaya mataharipun tak mampu menembus gelapnya. Tak bisa menghidupkan kembali jiwa yang mati.
Hanya satu sumber cahaya yang mampu mengobati hati yang sekarat, hanya cahaya dari Allah SWT yang mampu menjadi obat bagi hati yang sekarat. Hidayahnya adalah setitik cahaya yang mampu menerangi seluruh jagat raya ini. Hidayahnya adalah setetes air yang mampu melepas rasa haus di tengah padang tandus.
Saat ini, ku tengah mencari hidayah itu. kemaksiatan yang kulakukan menyisakan noda hitam di hatiku. Menutup cahaya masuk mengisi iman. Keindahan dunia, melunturkan segenap tekad dalam dada.
Selama ku belum tersadar dari keterpurukan ini, akan semakin jauh aku meninggalkan Allah SWT. Hanya bisa berharap ada orang yang ikhlas menarik tubuhku keluar dari lubang hina lingkaran iblis penggoda iman manusia. Gejolak nafsu yang memuncak, terlalu sering membutakan mata hatiku. Menambah jauh jarak yang ku lalui meninggalkan Allah SWT.
Sobat, jika kau merasa tak tenang menjalani hari, maka bergegaslah kembali ke jalan Allah SWT. Sungguh saat itu nafsumu tengah menguasai imanmu.
Ku jalani hariku dengan serba ketidakpastian. Tanpa arah dan tujuan. Berjalan mengikuti orang-orang berjalan. Melakukan apa yang orang lain lakukan. Hampa, kosong, sepi, sunyi, hambar. Tak ada sedikitpun rasa nikmat menjalani hidup ini.
Saat ini, Akupun tak mengenal siapa diriku. Siapa tuhanku, kenapa Aku ada, dan kemana setelah Aku tiada. Sobat, jika saat-saat kelabu ini menghinggapi kalian, maka sadarlah dan kembalilah kepada Allah SWT. Obatnya adalah Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar