Mentari sore menyapa hati dalam kesendirian.
Beribu cerita kian tertulis
dalam kehidupan ini.
Berharap dunia membela hari ini.
Namun keesaannya tidaklah
menandingi keesaan penciptanya.
Memukau segalanya yang maha indah.
Menyilaukan
mata-mata yang memandangnya.
Tubuh kuat padahal layu yang selalu berlari
mengejarnya.
Menyandarkan segala yang ada padanya.
Semua lupa bahwa hidup bukan
akhir dari perjalanan ini.
Hidup yang kita jalani adalah mimpi.
Sadarkah kita
bahwa saat ini kita sedang tertidur.
Nampak lamban namun terasa sangat cepat.
Mimpi yang kita dapat rasakan sedih dan perihnya,
mimpi yang bisa kita
nikmati senang dan bahagianya.
Mimpi yang bisa kita ukir cerita-cerita cinta di
dalamnya.
Mimpi yang bisa kita buat sedemikian rupa sebagai tempat kita
bernaung.
Mimpi yang bisa kita pijak.
Mimpi yang bisa kita sentuh.
Dan mimpi
yang bisa kita tuliskan cita dan ingin kita.
Kita pun tak tahu kapan kita akan dibangunkan.
Melewati yang sulit dan
sakit atau yang mudah dan nikmat.
Yang pasti, cepat atau lambat kita kan
dibangunkan dari mimpi kita.
Dan sejak kita terbangun itulah kehidupan kita
yang sebenarnya.
Nampak singkat namun terasa sangat lama.
Dengan awal yang
bahagia, selamanya akan bahagia.
Dengan awal yang menyakitkan, selamanya penuh
dengan kesengsaraan.
Inilah hidup kekal tak berujung.
Tak seperti mimpi yang
senantiasa berubah dan penuh tipu daya.
Bangkai yang dibungkus kenikmatan,
mutiara yang selalu tersembunyi dalam tempurung kerang yang keras.
Namun
disini, bangkai mulai terendus bau busuknya, dan mutiara menampakkan
kemolekkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar