Senin, 26 November 2012

hidup dalam mimpi


Mentari sore menyapa hati dalam kesendirian.
Beribu cerita kian tertulis dalam kehidupan ini.
Berharap dunia membela hari ini.
Namun keesaannya tidaklah menandingi keesaan penciptanya.
Memukau segalanya yang maha indah.
Menyilaukan mata-mata yang memandangnya.
Tubuh kuat padahal layu yang selalu berlari mengejarnya.
Menyandarkan segala yang ada padanya.
Semua lupa bahwa hidup bukan akhir dari perjalanan ini.
Hidup yang kita jalani adalah mimpi.
Sadarkah kita bahwa saat ini kita sedang tertidur.
Nampak lamban namun terasa sangat cepat.

Mimpi yang kita dapat rasakan sedih dan perihnya,
mimpi yang bisa kita nikmati senang dan bahagianya.
Mimpi yang bisa kita ukir cerita-cerita cinta di dalamnya.
Mimpi yang bisa kita buat sedemikian rupa sebagai tempat kita bernaung.
Mimpi yang bisa kita pijak.
Mimpi yang bisa kita sentuh.
Dan mimpi yang bisa kita tuliskan cita dan ingin kita.

Kita pun tak tahu kapan kita akan dibangunkan.
Melewati yang sulit dan sakit atau yang mudah dan nikmat.
Yang pasti, cepat atau lambat kita kan dibangunkan dari mimpi kita.
Dan sejak kita terbangun itulah kehidupan kita yang sebenarnya.
Nampak singkat namun terasa sangat lama.
Dengan awal yang bahagia, selamanya akan bahagia.
Dengan awal yang menyakitkan, selamanya penuh dengan kesengsaraan.
Inilah hidup kekal tak berujung.
Tak seperti mimpi yang senantiasa berubah dan penuh tipu daya.
Bangkai yang dibungkus kenikmatan,
mutiara yang selalu tersembunyi dalam tempurung kerang yang keras.
Namun disini, bangkai mulai terendus bau busuknya, dan mutiara menampakkan kemolekkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar