Sobat, hafal al-qur'an adalah anugerah luar biasa yang Allah SWT karuniakan kepada orang-orang terpilih. bahkan, karunia itu tidak berkurang bagi mereka yang sedang berjuang menyelesaikan hafalannya.
Sobat, setiap penghafal memiliki target yang harus diselesaikan. Baik itu target harian, mingguan, atau bulanan yang harus disetorkan kepada ustad masing-masing. Dalam proses mengejar target itu, tentu semangat kita harus senantiasa terjaga dan tidak boleh kendor. Tapi, tahukah sobat, bahwa menghafal tidak hanya sekedar membaca, mengulang, mengingat, lalu menyetorkannya kepada ustad, lebih dari itu terdapat hikmah yang sagat besar yang tersembunyi dibalik aktivitas kita menghafal al-qur'an, "sudahkan kita mengamalkan apa yang disebutkan dari setiap ayat yang kita hafal di kehidupan kita sehari-hari?"
Sobat, jadikan pertanyaan itu sebagai alat muhasabah diri. Akankah kita menjadi hafidz yang handal tapi luput dari mengamalkan al-qur'an itu sendiri? sobat, sesunggguhnya orang-orang yang menghafal al-qur'an memiliki kedudukan mulia di sisi Allah SWT, tapi ketahuilah bahwa dari sekian banyak pengahafal Al-qur'an tentu tidak sama antara penghafal al-qur'an yang menghafalnya dengan hati (baca:mengamalkannya) dengan pengahafal al-qur'an yang dimulut saja.
Semoga bermanfaat, semangat menghafal!!!
Rabu, 28 Januari 2015
Selasa, 27 Januari 2015
Ingatlah ini wahai diri
Hai diri, ingatlah suatu saat yang tidak kamu ketahui tibanya, bahwa ruh dan raga, harta, jabatan, isteri akan berpisah.
Hai diri, ingatlah bahwa dunia ini fana, yang kekal adalah akhirat. maka akankah kau habiskan waktumu untuk hal yang fana.
Hai diri, ingatlah bahwa apa yang kau lakukan, yang kau miliki, dan semua yang melekat pada tubuhmu akan kamu pertanggung jawabkan. Akankah kau mempersulit pertanggungjawabanmu dengan banyaknya duniawi yang melekat padamu?
Hai diri, ingatlah bahwa orang-orang yang kau cintai hanya mau mengantarmu sampa liang lahat, akankah kamu mencintai mereka dengan hidup dan matimu?
Hai diri, ingatlah betapa sakitnya sakaratul maut itu. ketahuilah bahwa semakin kamu mencintai dunia, akan semakin sakit rasa sakaratul mautmu. maka, akankah kau merasakan sakit yang amat sangat karena kecintaanmu pada dunia.
hai diri, tinggalkanlah dunia dan kejarlah akhirat.
hai diri, lupakanlah dunia dan ingatlah akhirat.
maka kamu tidak akan menyesal.
Hai diri, buanglah hasratmu pada dunia, maka kamu akan bahagia.
Hai diri, kamu hanya butuh makan untuk hidup, maka mengapa kau menginginkan yang lainnya?
Hai diri, ingatlah bahwa dunia ini fana, yang kekal adalah akhirat. maka akankah kau habiskan waktumu untuk hal yang fana.
Hai diri, ingatlah bahwa apa yang kau lakukan, yang kau miliki, dan semua yang melekat pada tubuhmu akan kamu pertanggung jawabkan. Akankah kau mempersulit pertanggungjawabanmu dengan banyaknya duniawi yang melekat padamu?
Hai diri, ingatlah bahwa orang-orang yang kau cintai hanya mau mengantarmu sampa liang lahat, akankah kamu mencintai mereka dengan hidup dan matimu?
Hai diri, ingatlah betapa sakitnya sakaratul maut itu. ketahuilah bahwa semakin kamu mencintai dunia, akan semakin sakit rasa sakaratul mautmu. maka, akankah kau merasakan sakit yang amat sangat karena kecintaanmu pada dunia.
hai diri, tinggalkanlah dunia dan kejarlah akhirat.
hai diri, lupakanlah dunia dan ingatlah akhirat.
maka kamu tidak akan menyesal.
Hai diri, buanglah hasratmu pada dunia, maka kamu akan bahagia.
Hai diri, kamu hanya butuh makan untuk hidup, maka mengapa kau menginginkan yang lainnya?
Rehat Hati
Nabi Muhammad, orang yang cerdas adalah orang yang gemar mengingat kematian.
Umar bin Khattab berkata, hisablah dirimu sebelum Allah SWT yang menghisabmu.
Ali bin Abi Thalib berkata, bekerjalah seolah-olah kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah seolah-olah kamu akan mati esok.
Sobat yang dirahmati Allah, "Sebenarnya, hidup saya ini untuk apa sih?" pernahkan pertanyaan itu melintas dalam benak kita? dan sudahkan kita menemukan jawabannya?
Sobat, hidup bukan untuk mengumpulkan gelar di depan dan dibelakang nama kita. Hidup juga bukan untuk untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Hidup bukan untuk mengenakan baju mahal dan makan makanan lezat.
Sobat, sudahkah kita mengerti kenapa kita diciptakan di dunia ini melalui ayah dan ibu kita. hanya satu yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini,
"sejatinya, hidup kita adalah untuk hidup orang lain. adanya kita adalah karena adaya orang lain. maka jadikanlah hidup kita bermanfaat untuk orang lain."
Umar bin Khattab berkata, hisablah dirimu sebelum Allah SWT yang menghisabmu.
Ali bin Abi Thalib berkata, bekerjalah seolah-olah kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah seolah-olah kamu akan mati esok.
Sobat yang dirahmati Allah, "Sebenarnya, hidup saya ini untuk apa sih?" pernahkan pertanyaan itu melintas dalam benak kita? dan sudahkan kita menemukan jawabannya?
Sobat, hidup bukan untuk mengumpulkan gelar di depan dan dibelakang nama kita. Hidup juga bukan untuk untuk mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Hidup bukan untuk mengenakan baju mahal dan makan makanan lezat.
Sobat, sudahkah kita mengerti kenapa kita diciptakan di dunia ini melalui ayah dan ibu kita. hanya satu yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini,
"sejatinya, hidup kita adalah untuk hidup orang lain. adanya kita adalah karena adaya orang lain. maka jadikanlah hidup kita bermanfaat untuk orang lain."
Langganan:
Postingan (Atom)