Senin, 26 November 2012

BULETIN : Kenapa Kita Harus Berhaji dan Berqurban ?


Bismillahirrahmaanirrahiim


"Sesungguhnya rumah beribadah yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang (terletak) di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu), menjadi amanlah dia. Mengerjakan Haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban berhaji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imran III: 96-97).


Begitu mulianya ibadah haji, Alquran dan sunnah memuat banyak sekali keutamaan bagi setiap muslim yang melaksanakan ibadah haji tersebut.

1.  Haji merupakan amalan yang paling afdhal.

“Nabi SAW ditanya, “Amalan apa yang paling afdhal?” Beliau SAW

 menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” SAW, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawabnya.” (HR. Bukhari no. 1519)


2. Jika ibadah haji tidak bercampur dengan dosa (syirik dan maksiat), maka balasannya adalah surga

 “Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud, ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga’, bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga.” (Syarh Shahih Muslim, 9/119)


3.Haji termasuk jihad fii sabilillah (jihad di jalan Allah)

“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari no. 1520)


4.Haji menghapuskan kesalahaan dan dosa-dosa

“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari no. 1521).


5. Haji akan menghilangkan kefakiran dan dosa. 

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)


6. Orang yang berhaji adalah tamu Allah

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Begitulah luar biasanya pahala yang diberikan Allah SWT bagi orang yang melaksanakan haji. Haji merupakan suatu ibadah yang mngkin tida bias dirasakan oleh seluruh muslim dunia. Tapi bukan berarti tidak ada ibadah lain yang bisa dikerjakan. Selain ibadah haji, pada bulan agung dzulhijjah dilaksanakan  ibadah qurban.


Pengertian qurban secara terminologi syara' tidak ada perbedaan, yaitu hewan yang khusus disembelih pada saat Hari Raya Qurban ('Idul Al-Adha 10 Dzul Hijjah) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzul Hijjah) sebagai upaya untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT.

Dalam Islam qurban disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu Rasulullah keluar menuju masjid untuk melaksanakan shalat 'Idul Adha dan membaca khutbah `Id. Setelah itu beliau berqurban dua ekor kambing yang bertanduk dan berbulu putih.


Allah SWT berfirman, "Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah" (QS Al-Kautsar: 1-2). Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan shalat di sini adalah shalat hari `Idul Adha, sedangkan yang dimaksud dengan menyembelih adalah menyembelih hewan qurban.

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), "Perbesarlah qurban-qurban kalian, sebab qurban itu akan menjadi kendaraan-kendaraan dalam melewati jembatan AshShirat menuju surga" (HR Ibnu Rif'ah).

Lalu apa hikmah yang bisa kita ambil dari qurban adalah?


Pertama, untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim dengan digagalkannya penyembelihan putranya, Ismail AS, yang ditebus dengan seekor kambing dari surga.

 Kedua, untuk membagi-bagikan rizqi yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia saat Hari Raya 'Idul Adha, yang memang menjadi hari membahagiakan bagi umat Islam, agar yang miskin juga merasakan kegembiraan seperti yang lainnya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw (artinya): "Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah" (HR. Muslim)

Ketiga, untuk memperbanyak rizqi bagi orang yang berqurban, karena setiap hamba yang menafkahkan hartanya di jalan Allah akan mendapatkan balasan berlipat ganda.

http://madinatulilmi.com 

dimuat dalam buletin Sekolah Tinggi Sandi Negara, edisi 4 : 2 Dzulhijjah 1433 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar