Umur yang
kita miliki adalah amanah dari Allah SWT. Inilah amanah dan sekaligus modal
utama untuk beramal shalih. Pernahkah Anda menghitung umur dan mengetahui
dimanakah kita paling banyak menghabiskan umur? Sadarkah kita, bahwa umur yang
telah diamanahkan ini kita habiskan di tiga tempat, yaitu masa kecil, tempat
tidur dan tempat kerja.
Mari kitu
menghitung umur yang dihabiskan di tiga tempat ini. Jika Allah memberikan kita
umur 63 tahun sesuai umur Nabi Muhammad SAW, dengan asumsi tidur 8 jam sehari,
kerja 8 jam sehari, serta usia yang dihabiskan di masa kecil :
Masa kecil 0-20 tahun
|
20 tahun dihabiskan masa kecil
|
Tidur 8 jam sehari
|
20 tahun di tempat tidur
|
Kerja 8 jam per hari
|
20 tahun dihabiskan masa kerja
|
Berarti
60 tahun kita akan habis di tiga tempat itu. Sekarang umur yang tersisa hanya
tiga tahun. Pertanyaannya apakah semua umur kita ini digunakan untuk ibadah?
Marilah
kita menghitung waktu yang kita habiskan untuk ibadah terutama shalat. Rata-rata
kaum muslimin shalat dengan satu waktu shalat hanya berkisar lima sampai
sepuluh menit saja. Kita ambil asumsi,
bahwa kita wajib shalat lima waktu, satu waktu shalat 10 menit, berarti 10 x 5
kali = 50 menit, serta ditambah persiapannya 10 menit. Maka dalam sehari waktu
yang kita gunakan untuk shalat adalah satu jam. Allah memberikan manusia waktu
24 jam sehari, lalu kemanakah yang 23 jam lagi?
Tanyakan pada diri kita sendiri, manakah yang
lebih lama makan atau shalat ? ngerumpi,
main game, atau nonton televisi? ternyata
banyak umur yang kita sia-siakan tanpa menghasilkan nilai pahala di sisi Allah
SWT. Ingatlah, bahwa kalimat apa yang akan kita ucapkan saat detik-detik
sakaratul maut sangat tergantung dari perbuatan dan ucapan yang paling sering
kita lakukan seumur hidup. Jadi, berhati-hatilah memilih kebiasaan dan ucapan
sehari-hari!
Tiga Langkah Meraih Umur Berkah, Pahala Berlimpah dan Wafat Husnul
Khatimah
Langkah 1 : Mengubah
rutinitas harian menjadi ibadah
Aktivitas
kita sehari-hari pada dasarnya adalah kegiatan yang mubah alias boleh. Namun,
akan bernilai ibadah jikalau semua aktivitas tersebut kita lakukan dengan niat
karena Allah dan melakukannya sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Seperti,
- Tidur dalam keadaan suci
(sudah berwudhu)
- Berniat bangun malam
- Berdoa sebelum tidur,
dll
Langkah 2 : Memilih amalan
ringan berpahala besar
Nabi
tidak menyuruh kita untuk melakukan ibadah sebagaimana yang ia lakukan. Namun,
bukan berarti kita bisa melegalkan untuk beramal sekedarnya saja, sungguh tidak
demikian. Cara yang paling
mungkin
kita lakukan adalah melakukan ibadah yang ringan namun dijanjikan balasan yang
besar oleh Allah SWT. Amalan-amalan ini memang terlihat kecil, namun apabila
dilakukan berkesinambungan dan konsekuen, maka akan bernilai besar di sisi
Allah. Nabi mengatakan bahwa, Allah menyukai amalan yang ringan namun dilakukan
terus menerus (istiqomah) dari pada amalan yang secara kuantitas banyak tapi
sifatnya sementara alias angot-angotan. Berikut beberapa amalan ringan yang
bisa kita dawamkan sehari-hari:
- Menjaga shalat berjamaah lima waktu di masjid
*Shalat sendirian = 1 derajat
x 5 waktu x 365 hari = 1.825 pahala
*Shalat berjamaah = 27 derajat
x 5 waktu x 365 hari = 49.275 pahala.
Jika kita
bagi 49.275 : 1.825 = 27. Apa makananya ? Ketahuilah bahwa orang yang shalat
berjamaah selama satu tahun, sama artinya melipatkgandakan nilai kebaikannya
seperti orang yang beribadah selama 27 tahun. Dan orang yang shalat sendirian,
butuh waktu 27 tahun untuk menyamai pahala orang yang shalat berjamaah selama
satu tahun!
- Berdoa agar didoakan
oleh para malaikat sekaligus berteman dengan mereka
- Meraih jaminan husnul
khatimah dengan menjaga shalat berjamaah
- Meraih umur berkah dengan shalat berjamaah
- Meraih jaminan
diharamkan masuk neraka
- Membasahi lidah dengan
zikir terbaik setelah Alquran
- Meraih pahala puasa dan
shalat malam selama 100 tahun setiap jumat
Langkah 3 : Memperbanyak
amal shalih yang pahalnya terus mengalir setelah mati
Para
pembaca yang budiman, layaknya seorang investor, hal ini juga yang bisa
lakukan. Melakukan satu amalan satu waktu namun pahalanya terus-menerus masuk
ketabungan kita. Bukankah itu yang kita inginkan. Maka mulailah melakukan
amalan-amalan berikut:
- Amal shalih yang
bermanfaat bagi mayyit yang diusahakan sendiri
- Shadaqah jariyah
- Ilmu yang bermanfaat
- Anak shalih yang selalu
mendoakan kedua orang tuanya.
Itulah
beberapa amalan yang bisa membuat kita kaya di mata Allah SWT. Mungkin sangat
terlihat matematis atau terkesan hitung-hitungan, bukan laksud kami mengajarkan
yang demikian kepada para jama’ah karena pada dasarnya semua ibadah dinilai
tergantung pada keikhlasan kita yang melaksanakannya, urusan seberapa besar
pahala yang diberikan oleh Allah SWT itu terserah padanya. Namun, hal ini
diharapkan bisa menjadi pemicu untuk memotivasi kita dalam melaksanakan ibadah.
Karena sesungguhnya manusia lebih mudah meyakinisuatu hal apabila hal itu dapat
dirasakan oleh panca indra.
Sekali
lagi, kami berharap bacaan yang sedikit ini dapat membantu para jama’ah
sekalian untuk senantiasa meningkatkan kulitas dan kuantitas ibadah dan dapat
istiqomah dalam menjalankannya. Wallahhu’alam…
Sumber :Kajian ustadz Fatahullah Abu Nida yang dipublikasikan melalui
majalah “Aulia” dengan penambahan dan pengurangn oleh redaktur.